9 Desember 2012

Pakar: Pendidikan Anak Usia Dini Sangat Penting

Para pakar pendidikan internasional dan pembuat kebijakan berkumpul di Jakarta untuk membahas tentang pentingnya pendidikan bagi anak usia dini di kawasan Asia Pasifik.
 
Pertemuan atau konferensi ini dihadiri oleh sekitar 250 pakar Pendidikan dan Pengembangan Anak Usia Dini (PPAUD) dan berlangsung 5-7 November yang diselenggarakan Bank Dunia, Jaringan Regional Asia Pasifik untuk Anak Usia Dini (ARNEC), Koalisi Nasional untuk Pengasuhan dan Pengembangan Anak Usia Dini Indonesia.

Selain itu juga bekerjasama dengan Pemerintah Kerajaan Belanda, serta Negara Uni Eropa, demikian siaran pers Bank Dunia yang diterima di Jakarta, Rabu.
Para pakar pendidikan berpendapat, pendidikan bagi anak usia dini sangat penting agar anak usia prasekolah serta sekolah dasar dapat memiliki landasan yang kokoh untuk belajar seumur hidup tentunya didukung dengan peran dan dukungan dari keluarga, masyarakat, dan sekolah.

Menurut Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia, Stefan Koeberle, anak-anak yang mendapat pendidikan usia dini memperlihatkan perkembangan fisik, sosio-emosional, dan kognitif yang jauh lebih besar daripada anak-anak yang tidak mendapat pendidikan usia dini tersebut.

Sejak 2007, pemerintah Indonesia telah meningkatkan layanan pendidikan bagi anak usia dini berupa Pendidikan dan Pengembangan Anak Usia Dini (PPAUD) bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah melalui dukungan dari Pemerintah Kerajaan Belanda dan Bank Dunia guna memperkuat kemampuan para murid ketika mulai sekolah.

Bahkan di desa-desa, anak-anak menunjukkan kemampuan berbahasa dan perkembangan kognitif yang lebih baik serta dalam angka pendaftaran sekolah terus meningkat.

"Riset menunjukkan bahwa investasi pendidikan pada anak usia dini menghasilkan manfaat yang lebih baik dibandingkan dengan investasi pada tingkat usia lainnya. Pembuat kebijakan dan para ahli harus bekerja sama untuk memperkuat agenda pendidikan anak usia dini guna meraih hasil yang lebih baik," kata Ahli Pendidikan Utama, Bank Dunia untuk Indonesia, Mae Chu Chang.

Agenda utama dalam pertemuan atau konferensi ini adalah pembahasan regional tentang peranan Pendidikan dan Pengembangan Anak Usia Dini (PPAUD) dalam agenda pasca Pembangunan Millenium (MDGs) yang akan berakhir pada tahun 2015 sebagai salah satu komitmen yang paling berpengaruh terhadap peningkatan partisipasi anak dalam pendidikan juga penurunan angka kematian pada anak.

"Hasil-hasil konferensi ini akan membuka jalan bagi Forum Kebijakan Menteri Tingkat Tinggi yang akan diselenggarakan pada Juni 2013 di Seoul, Korea. Kita memiliki kesempatan untuk mencapai kemajuan dalam agenda ini," kata Koordinator ARNEC, Junko Miyahara. (Ant)

 Source : Analisadaily.com

8 Desember 2012

2. ARTIKEL TENTANGAPAKAH PEMBELAJARAN KOMPUTER PADA ANAK USIA DINISUDAH DI PERLUKAN SAAT SEKARANG?

2. ARTIKEL

Tema : Apakah pembelajaran komputer di usia dini sudah di perlukan saat sekarang?

            Pembelajaran komputer sangat di butuhkan oleh anak saat sekarang ini, karena pada usia dini dapat dikembangkan  karakter dan kepribadian yang dimiliki oleh anak.anak pada saat ini pada umur 2 tahun ia telah mulai tertarik untuk mengutak atik computer sarta bermain game. Serta dalam usia yang belia ini anak akan lebih mudah memahami dan bisa memainkan computer. Misalnya anak-anak lebih mampu dengan mudahnya memainkan computer atau belajar computer di bandingkan dengan orang dewasa yang belajar computer.

            Pada usia dini anak telah memiliki kemampuan yang bisa disejajarkan dengan para orang dewasa dalam mengoperasikan komputer. Game educative dengan mudahnya anak memainkannya apalagi game-game yang terbilang sulit untuk dimainkan di kuasainya.. Dan kemampuannya tersebut semakin berkembang seiring dengan usianya yang semakin bertambah.Dan ank sekarang juga sudah mampu memahami tentang bahasa pemrograman serta bisa mengnuduh dan menginstall sendiri game dari internet. anak sangat menikmati saat sedang bermain komputer karena ia bisa mendapatkan berbagai keahlian-keahlian baru dan  dapat menyenangkan bagi anak


            Oleh sebab itu orang tua harus sadar dan tahu akan potensi yang dimiliki oleh anaknya. Orang tua harus mendukung dan member bantuan  mengembangkan bakat dan  potensi yang dimiliki oleh anak agar dapat tersalurkan dan bakatnya dapat berkembang dengan baik.

            Apalagi pada era tekhnologi yang sangat canggih saat ini, maka pembelajaran komputer sangat di perlukan bagi anak, Sehingga anak tidak ketinggalan zaman dan bisa hidup dengan semaraknya kecanggihan yang ia nikmati pada saat sekarang.
Manfaat belajar computer bagi anak usia dini :
  • Dengan pembelajaran computer anak mampu mengoperasikan computer ( aspek motorik anak dapat berkembang)
  • Dengan pembelajaran computer anak mampu menemukan ide yang baru ia temui (aspek kognitif pada anak dapat berkembang)
  • Dengan pembelajaran computer anak akan mengetahui nama-nama dari perangkat computer (aspek kognitif pada anak dapt berkembang)
  • Dengan pembelajaran computer anak mampu menyebutkan nama dari perangkat computer (aspek bahasa anak dapat berkembang)
Analisisnya :
            Dengan era globalisasi yang canggih ini maka sebagai calon pendidik harus mempelajari tentang computer dan memperkenalkan computer dan cara menggunakannya an menenalkan permainan-permaianan pada ank usia dini. Sehingga, anak tidak ketinggalan dan mampu menggunakan computer.

            Dilihat kondisi anak zaman sekarang, misalnya anak usia dini merka sangat tertarik teerhadap menggunakan computer apalagi memainkan game-game yang ada pada computer. Mereka selalu ingin tahu untuk mengenalnyan dan untuk menggunakannya. Karena anak usia dini sangat mudah untuk menngunakan alat-alat tekhnologi serta mudah dan cepat mereka mempelajarinya. Oleh sebab itu guru dan orang tua harus membimbing anak untuk mempelajari computer agar keinginanya dapat tercapai dan karakter serta bakat anak dapat tersalurkan.



KETERAMPILAN


3. ARTIKEL TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI



Tema : Pendidikan Karakter Anak Usia Dini

Komitmen merupakan langkah awal jika ingin memiliki karakter yang baik, tetapi komitmen seperti apa yang dibutuhkan untuk mensukseskan pendidikan karakter? Yaitu disiplin terhadap pendidikan karakter itu sendiri. Kali ini kita akan membahas dari sudut pandang sekolah.

Suatu ketika saya sempat mempresentasikan tentang pendidikan karakter dan dampaknya terhadap guru dan karyawan sekolah. Saya dan rekan sengaja menyeting agar lingkungan sekolah menjadi padu dengan isu pendidikan karakter yang akan didengungkan oleh sekolah yang bersangkutan. Saat saya menjelaskan tentang peraturan sekolah dan peraturan kelas, terlihat muka yang kurang nyaman, serta respon yang kurang antusias, serta air muka yang seakan berbeban berat menyikapi pelaksanaan pendidikan karakter.

Dan ditengah-tengah acara saya menjelaskan agar sekolah tidak perlu terburu-buru melakukan perombakan besar dalam aturan sekolah. Saya sangat memahami beban guru dalam mengajar dan kegiatan administrasinya, lakukan step by step yang penting ada komitmen dalam pelaksanaannya dan peliharalah disiplin sebagai motor penggerak pendidikan karakter itu sendiri, itu kuncinya. Disiplin, disiplin dan disiplin.

Sekilas saya jelaskan disiplin orang yang hidup di Indonesia dengan dua musim, berbeda dengan negara yang hidup dengan empat musim. Ketangguhan, daya juang dan inisiatif juga berbeda. Kita di Indonesia adalah wilayah yang tantangan secara alamnya cukup sedikit dibandingkan dengan mereka yang hidup di empat musim. Karena salah satu faktor inilah kita perlu belajar disiplin lebih lagi untuk kehidupan yang lebih baik. 

Disiplin sangat erat dengan kesuksesan, bahkan disiplin ada dalam satu paket dengan kesuksesan. Apapun yang hendak dicapai dalam kesuksesan itu disiplin adalah dasarnya. Bahkan ukuran disiplin sudah diformulasikan secara rinci oleh Malcolm Gladwell dalam bukunya Outlier, bahwa butuh 10.000 jam kedisiplinan untuk menjadi master dalam bidang apapun. Penyanyi, atlet, profesional di bidang bisnis yang sukses telah melewati proses 10.000 jam. Dan anda tahu siapa saja yang telah menjadi master di bidangnya bukan? Sebut saja, Ruth sahayana, Taufik hidayat, Agnes Monica, Purwacaraka, Juna, Rifat Sungkar, Chairul Tanjung, Hermawan Kertajaya dan masih banyak sekali tokoh yang bisa disebut master di bidangnya masing-masing.

Pendidikan karakter cenderung tak akan pernah tersentuh secara nyata jika ada hanya sebatas proses pemahaman tentang karakter atau hanya bersifat informasi tanpa adanya tindakan. Dewasa ini di media cetak, elektronik dan media internet banyak memberitakan tentang kasus jual beli kunci ujian, contek mencontek, plagiatisme, bahkan kasus kriminal yang dilakukan oleh pelajar, itu semua menunjukan bahwa nilai realisasi karakter bangsa tidak terwujud nyata. Fenomena ini muncul akibat rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia.

Faktor yang mempengaruhi antara lain :
1.                  Rendahnya sarana fisik
2.                  Rendahnya kualitas guru
3.                  Rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan
4.                  Rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan
5.                  Visi dan moralitas pendidik serta anak didik yang rendah
6.                  Mahalnya biaya pendidikan Memang menjadi masalah serius di negeri ini

Anggaran pendidikan yang sudah tinggi tidak menjamin sarana fisik yang baik dan biaya pendidikan yang terjangkau, penyebabnya jelas moralitas masyarakat yang mementingkan golongan, kepetingan pribadi dan mendapat keadaan yang tepat.

Keenam halangan ini hanya bisa hilang jika nilai luhur dan pendidikan karakter benar-benar terealisasikan. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal berkaitan dengan permasalah diatas kiranya diperlukan suatu terobosan di dunia pendidikan untuk menciptakan generasi muda yang berkarakter dan berprestas tinggi. Untuk mencapai itu diperlukan inovasi dan pengembangan nilai disiplin serta komitmen dari setiap perangkat sekolah agar pendidikan karakter bisa terus berjalan. Dampak dari pendidikan karakter dapat membangun individu untuk mengenali dirinya sendiri dan mampu menetapkan tujuan pendidikannya.

Pendidikan karakter sebenarnya sudah ada sejak dulu seperti apa yang diungkapkan Ki Hajar Dewantara melalui Among Metode, dimana ada tiga unsur pendidikan yang harus berjalan sinergis yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Dengan Among Metode diharapkan anak akan tumbuh sesuai kodrat (naturelijke groei) dan keadaan budaya sendiri (cultuur histories). Sehingga ada tiga hal yang patut dan perlu untuk dikembangkan dalam rangka membangun karakter yang berpendidikan yaitu membangun budaya agar siswa selalu siap dengan perubahan yang semakin kompetitif mengingat budaya itu bersifat kontinue, konvergen dan konsentris (Ki Hajar Dewantara). Perhatikan kata-kata Ki Hajar Dewantara berikut “membangun budaya agar siswa selalu siap dengan perubahan yang semakin kompetitif” artinya diperlukan sikap yang berkomitmen dan disiplin terhadap pelaksanaan pendidikan karakter itu sendiri, dan semua ini dapat dimulai dari kita semua. Sudahkan anda berkomitmen terhadap hal ini?

Sebagai informasi tambahan, kami memberikan E-book Gratis 6 Cara Mendisiplinkan Anak yang dapat anda pelajari agar kita semua dapat memaksimalkan pendidikan karakter di negara kita dan ikut menciptakan kehidupan yang lebih baik serta mewarisikan hal terindah bagi anak cucu kita.

Analisisnya :

Karakter pada anak usia dini merupakan hal yang penting untuk dikembangkan.  Dalam mengembangkan karakter anak guru harus memiliki keterampilan dan disiplin harus diterapkan. Jika ada hambatan dalam pengembangan karakter anak misalnya tempat yang kurang mendukung, media yang digunakan, rendahnya kwalitas guru dan sulitnya kebutuhan anak. Maka, harus memiliki keterampilan untuk menanggulanginya. Membangun karakter anak sejak dini, sangat penting bagi orang tua dan guru, harapannya agar anak sejak dini memiliki karakter yang baik. Membangun karekter anak dapat dilakukan melalui jalur pendidikan formal, non formal maupun informal.

Semakin meningkatnya perhatian orang tua dan pemerintah terhadap pendidikan anak usia dini, disatu sisi merupakan hal yang sangat menggembirakan. Akan tetapi, disisi lain, seringkali orangtua dan pendidik juga masih memiliki pandangan yang kurang tepat dan sempit tentang proses pelaksanaan pembentukan pribadi pada anak usia dini, yakni terbatas pada kegiatan akademik saja seperti membaca, menulis, menghitung, dan mengasah kreativitas.

Pada dasarnya setiap orang tua mendambakan anak-anak yang cerdas dan berperilaku baik dalam kehidupan sehari-harinya, sehingga mereka kelak akan menjadi anak-anak yang unggul dan tangguh menghadapi berbagai tantangan dimasa depan. Namun perlu disadari bahwa generasi unggul semacam demikian ini tidak akan tumbuh dengan sendirinya. Mereka sungguh memerlukan lingkungan subur yang sengaja diciptakan untuk itu, yang memungkinkan potensi anak-anak itu dapat tumbuh optimal sehingga menjadi lebih sehat, cerdas dan berperilaku baik. Dalam hal ini orang tua mempunyai peran yang amat penting.